Gejolak ekonomi global merupakan suatu fenomena yang tidak bisa dihindari dalam era globalisasi ini. Dampak dari gejolak ekonomi global ini tentu saja turut dirasakan oleh ekonomi makro Indonesia. Gejolak ekonomi global dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari perang dagang antar negara, kenaikan suku bunga oleh bank sentral, hingga krisis ekonomi di negara-negara maju.

Menurut Dr. Rizal Ramli, seorang ekonom dan politisi Indonesia, gejolak ekonomi global dapat berdampak negatif terhadap ekonomi Indonesia. “Ketika terjadi gejolak ekonomi global, maka akan terjadi ketidakpastian dalam pasar keuangan dan investasi,” ujar Rizal Ramli.

Salah satu dampak yang paling dirasakan oleh ekonomi makro Indonesia adalah melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Hal ini dapat menyebabkan inflasi yang tinggi dan menurunnya daya beli masyarakat. Menurut Bank Indonesia, gejolak ekonomi global dapat menyebabkan defisit transaksi berjalan yang lebih tinggi dan melemahnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Selain itu, gejolak ekonomi global juga dapat mempengaruhi sektor perdagangan Indonesia. Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, perang dagang antara Amerika Serikat dan Tiongkok dapat memperlambat pertumbuhan ekspor Indonesia. “Ketika terjadi ketidakpastian dalam perdagangan global, maka ekspor Indonesia pun akan terpengaruh,” ujar Enggartiasto Lukita.

Untuk mengatasi dampak dari gejolak ekonomi global terhadap ekonomi makro Indonesia, Bank Indonesia telah melakukan berbagai langkah stabilisasi nilai tukar rupiah dan suku bunga. Selain itu, pemerintah Indonesia juga harus melakukan berbagai kebijakan yang dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Secara keseluruhan, gejolak ekonomi global memang memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi makro Indonesia. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat dan dukungan dari semua pihak, ekonomi Indonesia diharapkan mampu bertahan dan berkembang di tengah gejolak ekonomi global yang tidak menentu.